PT. Naturally Plus Indonesia

CUSTOMER SERVICE : 0852 1215 1300 - 0821 1023 6707

Senin, 28 Desember 2015

Penyakit Kanker Prostat Dan Cara Penanganannya

Obat Kanker Prostat | Operasi Kanker  Prostat | Gejala Kanker Prostat :



Jakarta, Suatu hari nanti sebuah teknologi pemindai baru akan membantu dokter melacak perkembangan penyakit kanker prostat dan menentukan perawatan yang sesuai dengan kondisi masing-masing pasien.




Obat Kanker Prostas ,Operasi Kanker  Prostat,Gejala Kanker Prostat,Slutena,naturally plusJakarta, Suatu hari nanti sebuah teknologi pemindai baru akan membantu dokter melacak perkembangan penyakit kanker prostat dan menentukan perawatan yang sesuai dengan kondisi masing-masing pasien.


Sejauh ini, alat yang dikenal sebagai prostate cancer-specific radiotracer tersebut baru berhasil diujicobakan pada tikus. Namun tim dari Memorial Sloan-Kettering Cancer Center di New York City mengatakan teknologi itu dapat membantu mengidentifikasi kasus kanker prostat yang telah menyebar ke tulang.


Radiotracer bekerja dengan menyuntikkan sejumlah kecil senyawa yang ditambahi dengan radionuklida ke dalam tubuh pasien. Lalu dengan menggunakan tomografi emisi positron -atau yang bisa dikenal sebagai PET scan- dokter akan lebih mampu memvisualisasikan tumor dan penyebarannya.


Dalam sebuah studi yang melibatkan tikus dengan kanker prostat, peneliti telah mengasah radiotracer dalam prostate-specific antigen (PSA), penanda kanker prostat yang sama yang digunakan dalam tes PSA.


Peneliti menemukan bahwa PSA-nya condong pada jaringan-jaringan yang mengandung kanker prostat yang tumbuh menjadi resisten terhadap standar terapi berbasis hormon.


Studi tersebut juga mengemukakan bahwa radiotracer dapat membantu mengidentifikasi kasus-kasus dimana kanker prostat telah tersebar hingga tulang.


Alat ini dianggap mampu melebihi kemampuan pemindai tulang tradisional yang tidak dapat membedakan antara luka yang menular dan tidak.


Penemuan itu telah dipresentasikan di pertemuan tahunan American Association for Cancer Research di Chicago dan dipublikasikan di Cancer Discovery.


Jika digunakan pada manusia, peneliti mengklaim bahwa nantinya radiotracer tersebut akan membantu para dokter mewujudkan strategi perawatan secara personal untuk penderita kanker prostat dan pengelolaan penyakit yang lebih baik di masa depan.



anti-kanker"Tujuan utamanya adalah agar kita mampu memprediksi respon pasien terhadap terapi baru sehingga bisa memberikan personalisasi pengobatan dan meningkatkan hasil terapi," kata Michael J. Evans, peneliti di Human Oncology and Pathogenesis Program di Memorial Sloan-Kettering Cancer Center seperti dilansir dari Healthfinder, Selasa (3/4/2012).

Terdorong oleh penemuan tersebut, peneliti berharap bisa memulai percobaan pada manusia tahun depan.


Dua ahli kanker prostat pun menyatakan jika alat tersebut diterapkan pada manusia maka akan sangat berguna.


Pertama, Dr. Michael Schwartz, direktur laparoskopi dan bedah invasif minimal di North Shore-LIJ Health System, Lake Success, New York yang mencatat mulai sekarang dokter mengandalkan hasil dari tes darah PSA dan atau pemindaian diagnosis standar untuk membantu memutuskan jenis perawatan yang akan diberikan pada pasien.


S LUTENA @Kedua metode tersebut ada batasannya masing-masing dan masih sangat awal. "Jika teknologi radiotracer ini terbukti mampu mendeteksi metastasis yang sangat awal pada manusia, ini bisa sangat berguna bagi pengaturan sebelum atau sesudah pengobatan, " kata Schwartz. Hal ini juga dapat membantu mengurangi kebutuhan biopsi untuk luka metastatik yang mungkin terjadi.


Kedua, Dr. Erik Goluboff, urologis dari Beth Israel Medical Center, New York City yang ikut menyepakati pernyataan Michael, "Ini adalah studi yang menarik dengan menggunakan sebuah teknologi radiotracer baru untuk mendeteksi jaringan-jaringan yang menunjukkan PSA di seluruh tubuh."


Goluboff percaya bahwa kekuatan terbesar alat baru tersebut adalah kemampuannya memonitor perubahan ekspresi PSA dalam jaringan sebagai hasil dari berbagai pengobatan. Jika suatu pengobatan menunjukkan perubahan yang nyata maka hal ini dapat dilanjutkan dengan memakaikannya pada pasien sebagai pengobatan yang dipersonalisasi.


Jika tidak terjadi perubahan spesifik, pengobatan tersebut akan ditinggalkan dan kita bisa menggunakan percobaan lainnya. Karena perubahan ini tidak dapat dideteksi hanya berdasarkan tes darah PSA semata, pengujian baru ini akan sangat membantu dalam menentukan tahapan awal yaitu pemilihan terapi yang tepat untuk diberikan pada pasien tertentu.


Meski begitu, Goluboff juga mencatat bahwa penelitian yang berbasis hewan tidak selalu berjalan baik pada manusia dan ke depan, penelitian yang lebih besar tentu saja dibutuhkan untuk memastikan penemuan tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar