PT. Naturally Plus Indonesia

CUSTOMER SERVICE : 0852 1215 1300 - 0821 1023 6707

Kamis, 31 Desember 2015

Ciri Anak Autis Dan Penyebab Anak Autis

Anak Autis | Terapi Autis | Ciri Anak Autis | Penyebab Anak Autis :



Anak Autis Butuh Penanganan yang Berbeda-beda




Anak-anak Autis ,Terapi Autis,Ciri - Ciri Anak Autis ,Penyebab Anak AutisJakarta, Setiap anak yang mengalami autisme itu unik, jadi penanganan autisme harus disesuaikan dengan kebutuhan anak. Intervensi atau penanganan autisme bisa dilakukan lewat perawatan, obat-obatan atau keduanya.


Penanganan terhadap anak autis membutuhkan bantuan dari seluruh anggota keluarga dan dibantu oleh tim profesional. Dalam beberapa program penanganan dini, terapis datang ke rumah. Terapi yang diberikan dapat mencakup memberi pelatihan kepada orangtua untuk menangani anaknya yang mengidap autis di bawah pengawasan terapis. Program terapi lainnya bisa dilakukan di ruang kelas, kantor psikolog atau di prasekolah.


Penanganan yang berbeda dan tepat akan mendukung anak untuk mengembangkan keterampilan sosialnya. Ketika memasuki usia sekolah, anak-anak autis akan mendapatkan manfaat dari pelatihan keterampilan sosial dan terapi yang pernah diberikan sebelumnya.


"Ada berbagai macam terapi dan pendekatan. Beberapa terapi autisme berfokus untuk mengurangi perilaku yang bermasalah dan mengembangkan komunikasi dan keterampilan sosial, sementara terapi lain menangani masalah integrasi sensorik, keterampilan motorik, masalah emosional, dan kepekaan terhadap makanan," kata Melinda Smith, M.A dari UCLA Center for Autism Research & Treatment seperti dilansir Autismspeaks.org, Senin (2/4/2012).


Orangtua tidak harus memilih 1 jenis terapi saja. Tujuan pengobatan autisme adalah untuk mengobati semua gejala dan memenuhi kebutuhan anak. Untuk itu, dibutuhkan pendekatan kombinasi dari berbagai jenis terapi. Pengobatan autisme secara umum meliputi terapi perilaku, terapi wicara, terapi bermain, terapi fisik, terapi okupasi dan terapi gizi.


Penelitian telah menunjukkan bahwa terapi perilaku yang intensif sejak dini akan meningkatkan kemampuan belajar, komunikasi dan keterampilan sosial anak autis. Hasil terapi ini memang bervariasi, namun semua anak yang diterapi mendapatkan manfaatnya.


Para peneliti telah mengembangkan sejumlah model intervensi dini yang efektif. Beberapa model ini berbeda-beda, tetapi memiliki ciri khas tertentu, yaitu:



1. Anak menerima terapi yang terstruktur selama minimal 25 jam per minggu.
2. Terapis yang terlatih bisa memberikan intervensi di bawah pengawasan seorang profesional yang berpengalaman.
3. Terapi ini bertujuan mengajarkan kemampuan yang spesifik kepada anak. Kemajuan dalam mencapai target dievaluasi dan dicatat secara teratur.
4. Intervensi berfokus pada aspek utama yang terkena autisme, misalnya: keterampilan sosial, bahasa dan komunikasi, imitasi, keterampilan bermain, kehidupan sehari-hari dan keterampilan motorik.
5. Program ini memberikan anak kesempatan untuk berinteraksi dengan teman-teman sebayanya
6. Program ini secara aktif melibatkan orangtua dalam intervensi, baik dalam pengambilan keputusan dan melakukan terapi
7. Para terapis menekankan pada nilai-nilai unik serta kebutuhan anak dan keluarga.

Banyak orang dengan autisme bisa hidup mandiri, bekerja secara produktif, menjalin hubungan dan menikmati hidupnya.


Dengan intervensi yang baik dan tepat, anak yang mengidap autis bisa mendapat kehidupan yang layak, tak kalah dengan orang-orang pada umumnya.

0 komentar:

Posting Komentar